- Cerdas Bahasa : cerdas dalam mengolah kata.
- Cerdas Gambar: memiliki imajinasi tinggi.
- Cerdas Musik :peka terhadap suara dan irama.
- Cerdas Tubuh : trampil dalam mengolah tubuh dan gerak.
- Cerdas Matematika dan Logika: cerdas dalam sains dan berhitung.
- Cerdas Sosial :kemampuan tinggi dalam membaca pikiran dan perasaan orang lain.
- Cerdas Diri : menyadari kekuatan dan kelemahan diri.
- Cerdas Alam : peka terhadap alam sekitar.
- Cerdas Spiritual :menyadari makna eksistensi diri dalam hubungannya dengan pencipta alam semesta.
- Kecerdasan linguistik mencakup kemampuan membaca, menulis, berbicara dan mengerti urutan serta artinya. Juga kemampuan merefleksikan pikiran dan perasaan dalam kata-kata.
- Logika matematika berhubungan dengan kemampuan menganalisa sebab-akibat dan pemikiran deduktif-induktif. Mencakup kemampuan melakukan perhitungan matematika dan penggunaan sistem bilangan abstrak.
- Kecerdasan gerak merupakan kemampuan mengekspresikan ide dan perasaan dalam gerakan tubuh. Kecerdasan ini dimiliki penari dan atlet, atau orang-orang yang menggunakan koordinasi tubuhnya, dan mampu mengontrol gerakan-gerakannya itu.
- Kecerdasan spasial umumnya dimiliki oleh para pelukis, pemahat, arsitek, dan pilot. Kecerdasan ini melibatkan imajinasi aktif yang membuat seseorang mampu mempersepsikan warna, garis dan luas serta menetapkan arah dengan tepat.
- Kecerdasan musik melibatkan sensivitas terhadap bunyi dan ritme, serta digunakan untuk mengenali, meniru, menghasilkan maupun menciptakan musik.
- Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk berelasi dan berkomunikasi, serta memahami maksud orang lain.
- ecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali dan mengembangkan potensi, serta mengekspresikan dirinya.
- Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami sifat-sifat alam. Kecerdasan ini dibutuhkan oleh ahli biologi, ahli binatang, ahli tanaman maupun petani.
Menurut hasil penelitian, setidaknya 75% kesuksesan manusia lebih ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya (EQ) dan hanya 4% - 20% yang ditentukan oleh kecerdasan intelektualnya (IQ). Gay Hendrick, PhD dan Kate Ludeman, PhD, keduanya konsultan manajemen senior, mengadakan sebuah penelitian pada 800-an manajer perusahaan yang mereka tangani selama 25 tahun. Dari hasil penelitian disimpulkan, bahwa para pemimpin yang sukses ternyata lebih mengamalkan nilai-nilai rohaniah atau nilai-nilai sufistik ketimbang pengedepankan sisi intelektual semata. Menggunakan ungkapan Howard Gardner, kecerdasan emosi terdiri dari beberapa kecakapan, diantaranya : intrapersonal intelligence dan interpersonal intellegence. Intrapersonal intelligence merupakan kecakapan mengenali perasaan kita sendiri yang terdiri dari:
- Kesadaran diri meliputi : keadaan emosi diri, penilaian pribadi dan percaya diri.
- Pengaturan diri meliputi : pengendalian diri, dapat dipercaya, waspada adaptif dan inovatif.
- Motivasi meliputi : dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan optimis.
- Empati meliputi : memahami orang lain, pelayanan, mengembangkan orang lain, mengatasi keragaman dan kesadaran politis.
- Ketrampilan sosial meliputi : pengaruh, komunikasi, kepemimpinan, katalisator perubahan, manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaborasi dan koperasi serta kerja team.
Kelima kecerdasan ini disebut Kecerdasan SEPIA (Spiritual - Emotional - Power - Intellectual - Aspiration). Agar sukses dan bahagia, perawat memerlukan pengembangan kelima kecerdasannya. Sukses disini dalam arti yang luas, menyangkut finansial, bisnis, karir, keluarga, kesehatan, pengembangan diri, kebahagiaan, dan semua tujuan yang berharga bagi manusia. Kelima kecerdasan ini merupakan refleksi dari karakter dan kompetensi. Kecerdasan aspirasi (Aspiration), spiritual (Spiritual) dan emosional (Emotional) mewakili karakter (Character). Sedangkan kecerdasan intelektual (Intelectual) dan pengelolaan-kekuatan (Power) mewakili kompetensi (Competence). Hubungan keseluruhan kecerdasan tersebut dijelaskan melalui pendekatan gambar
Matahari SEPIA sebagai berikut :
Di tengah bulatan matahari adalah keseimbangan karakter dan kompetensi yang dilambangkan dengan C-C (Character-Competence) dalam bentuk lingkaran Yin-Yang. Kekuatan karakter terpancar melalui tiga kecerdasan yaitu aspirasi (A), spiritual (S), dan emosi (E). Sedangkan kekuatan kompetensi terpancar melalui dua kecerdasan yaitu intelektual (I) dan pengelolaan-kekuatan (P). Alam diciptakan dalam keseimbangan. Demikian pula kecerdasan perawat perlu dikelola secara seimbang. Mengelola hanya kemampuan intelektual saja tidaklah seimbang. Demikian pula bila hanya fokus pada nilai spiritual, tidak juga seimbang. Keseluruhan kecerdasan SEPIA perlu dikelola, dikembangkan, dan dimanfaatkan secara seimbang. Menjadi selaras dan seimbang adalah kunci menuju bahagia dan sukses.
Ada kalimat yang sangat menarik yang dikemukakan oleh Patricia Patton, seorang konsultan profesional sekaligus penulis buku, sebagai berikut: It took a heart, soul and brains to lead a people.....
Dari kalimat tersebut di atas terlihat dengan jelas bahwa seorang perawat haruslah memiliki perasaan, keutuhan jiwa dan kemampuan intelektual. Dengan perkataan lain, “modal” yang harus dimiliki oleh seorang perawat tidak hanya intektualitas semata, namun harus didukung oleh kecerdasan emosional (emotional intelligence), komitmen pribadi dan integritas yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai tantangan. Seringkali kegagalan dialami karena secara emosional seorang perawat tidak mau atau tidak dapat memahami dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga keputusan yang diambil bukanlah a heartfelt decision, yang mempertimbangkan martabat manusia dan menguntungkan institusi, melainkan cenderung egois, self-centered yang berorientasi pada kepentingan pribadi dan kelompok/golongannya sehingga akibatnya adalah seperti yang dialami oleh kebanyakan institusi di Indonesia yang high profile but low profit !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Terimakasih,,,,
Semoga bermanfaat...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar